Bokepdo rupanya kedok yang kupakai tidur

“Mengapa anda” tanyaku bingung “Anu kakak…”bersamaan menatap pulang ke bawah.
“Oh… ampun betul, Za” terjaga saya, rupanya kedok yang kupakai tidur suah melorot miring pahaku tanpa kusadari, saya lagi berpukas. Hmmm… mulanya malam abis mengamuk selevel si pedusi sampai saya keletihan lalu lalai membubuhkan celana.
Anehnya, Liza cukup tersenyum, tidak tersenyum malu, Streaming Bokepdo di Tirai TV bahkan sira menginsinuasi “Abis mengamuk betul, Mas. Ingin dong…”ujarnya tanpa ragu “Haaa…” Kas saja saya terjaga mengindahkan maklumat itu. Bahkan waktu ini saya jadi salah ulah lalu berkeringat dingin lalu bergegas ke kamar kecil kamarku.

Dua hari sehabis menasihati maklumat Liza kemarin pagi, saya enggak lenyap akal mengapa beliau dapat berbicara sesuai itu. Bertahu-tahu saya tuh anak setidaknya beradab enggak berlimpah cakap lalu sedikit berkawan. Ah… waktu dongok lah, jika terdapat harapan sesuai itu lagi saya enggak tentu menyia-nyiakannya. Gimana tidak saya sia-siakan, Tuh anak menyimpan instansi yang amat erotis, Kulit sawo matang, rambut lurus jauh. Bukannya sok besar hati, beliau pasti kayak asterik tokoh movie bokep Maria Ozawa.
Pulang saat yang kutunggu-tunggu terlihat, tengah itu rumah abdi lagi sepi-sepinya. Rodong, anak lalu mertuaku pergi arisan ke area keluarga almarhumah mertua adam melainkan iparku satu lagi cukup kuliah. Cuma saya lalu Liza di rumah. Semasa itu saya ke kamar mandi belakang buat bab saluran air saya bersomplokan sama Liza yang terkini lalu mandi. Wow, beliau cukup mengenakan tuala meliputi buah dada lalu sepotong pahanya. Ia tersenyum akupun tersenyum, sesuai menyarankan objek.